Sabtu, 24 Desember 2011

Perekonomian Terbuka, Tinjauan Ulang :
Model Mundell-Fleming dan
Sistem Kurs

Memperkenalkan
Model Mundell-Fleming
Model ini mirip dengan model IS-LM; keduanya menekankan interaksi antara pasar barang dan pasar uang. Tingkat harga tetap, dan keduanya menunjukkan fluktuasi jangka-pendek pada pendapatan agregat. Model
Mundell-Fleming mengasumsikan perekonomian terbuka di mana perda-gangan dan keuangan ditambahkan; IS-LM  mengasumsikan perekonomian tertutup
Model Mundell-Fleming
 
Model ini, sering digambarkan sebagaiparadigma kebijakan dominan untuk mempelajari kebijakan moneter dan fiskal perekonomian-terbuka,” membuat satu asumsi penting dan ekstrim : perekonomian yang sedang dipelajari adalah perekonomian terbuka kecil dan ada  mobilitas modal sempurna, berarti bahwa ia dapat meminjam atau meminjamkan sebanyak yang ia inginkan dalam pasar keuangan dunia, dan karenanya, tingkat bunga perekonomian dikontrol oleh tingkat bunga dunia, dinotasikan secara matematis sebagai r = r*.
Satu pelajaran penting model ini yaitu kinerja perekonomian bergantung pada sistem kurs yang diadopsinya—mengambang atau tetap.
Model ini akan membantu menjawab pertanyaan sistem kurs mana yang sebaiknya diadopsi suatu negara.


kurs mengambang
 
Di bawah sistem kurs mengambang, kurs dibuat oleh kekuatan pasar
dan diizinkan berfluktuasi sebagai respons terhadap kondsisi ekonomi
yang berubah.
Kurs e, menyesuaikan untuk meraih ekuilibrium simultan dalam pasar
barang dan pasar uang. Ketika sesuatu mengubah ekuilibrium itu,
Kurs dimungkinkan menyesuaikan ke tingkat yang baru.
Kurva IS
Kurva IS* miring ke bawah karena kurs yang lebih tinggi mengurangi ekspor neto (karena meningkatnya nilai mata uang membuat barang-barang domestik lebih mahal bagi orang asing), yang lalu, menurunkan pendapatan agregat.
Membangun Model Mundell-Fleming
Kebijakan dalam
 Model Mundell-Fleming :
Ringkasan

Model Mundell-Fleming menunjukkan dampak hampir tiap kebijakan ekonomi pada perekonomian terbuka kecil bergantung pada apakah kurs mengambang atau tetap. 
Model Mundell-Fleming menunjukkan kekuatan kebijakan moneter dan fiskal untuk mempengaruhi permintaan agregat bergantung pada sistem kurs.


 


 






 

Peng. Ekonomi Mikro 17 (30 Desember 2011)


MONOPOLI

Ciri-ciri Pasar Monopoli

  1. Dalam suatu industri hanya ada 1 perusahaan
  2. Tidak ada barang substitusi yang dekat
  3. Mampu menentukan harga
4.      Adanya rintangan bagi perusahaan baru untuk masuk pasar.
5.      Promosi tidak dibutuhkan

Hanya ada 1 perusahaan dalam suatu industri

 Hanya ada 1 perusahaan dalam suatu industri, maksudnya adalah suatu barang hanya diproduksi oleh  satu perusahaan, tidak ada perusahaan lain yang memproduksi barang yang sama.
Misalnya
  1. Yang memproduksi listrik hanya PLN,
  2. Yang memproduksi air bersih hanya PAM
  3. Apakah anda mau dari Bekasi ke bandara tanpa lewat jalan tol? Dari jawaban anda  tol kebandara dapat diindikasikan monopoli.

Tidak ada barang substitusi yang dekat

Tidak ada barang substitusi yang dekat, maksud dari tidak ada barang subtitusi yang dekat adalah barang yang diproduksi tidak memiliki barang subtitusi yang sanggup menggantikan dengan sempurna.
 Misalnya :
  1. coba anda cari penganti solar yang dimonopoli oleh pertamina,
  2. coba anda pikirkan apakah ada subtitusi dari listrik atau
  3. sekarang ini apakah anda ingin mengganti plastik dengan kertas jika anda berbelanja  di pasar

Mampu menentukan harga
Monopolis mampu menentukan harga untuk mendapatkan keuntungan maksimum. Maksud ciri ini adalah  monopolis mampu menentukan harga untuk mendapatkan keuntungan maksimum tetapi harus sesuai dengan pola permintaan masyarakat. Karena permintaan adalah gambaran tentang  berapa jumlah barang yang akan dibeli  pada harga tertentu. Jika monopolis menentukan harga dengan tidak memperhatikan pola permintaan bisa mengakibatkan hilangnya permintaan terhadap barang yang diproduksinya.

Rintangan yang besar mencegah   perusahaan baru untuk masuk pasar.
Dalam pasar monopoli halangan untuk masuk pasar sangat besar. sehingga sulit bagi perusahaan baru untuk masuk pasar. Halangan untuk masuk pasar ini merupakan faktor yang menyebabkan timbulnya pasar monopoli penjelasan (selanjutnya dapat dibaca dalam bagian” faktor yang menyebabkan munculnya pasar monopoli).



Faktor-faktor Yang Menyebabkan   Timbulnya  Monopoli


Faktor-faktor yang menyebabkan   terbentuknya monopoli adalah karena adanya penciptaan hambatan yang besar  untuk mencegah  bagi perusahaan baru untuk masuk pasar sangat besar, suatu yang menghalangi perusahaan baru  dan bersaing di industri produk tertentu, seperti:
  1. Perusahaan pemerintah
  2. Hak Paten, hak yang diberikan kepada penemu suatu  produk atau proses yang telah dipatenkan
3.      Skala ekonomi dan keunggulan biaya lainnya (monopoli alamiah) kondisi ini sulit dicapai oleh perusahaan baru
  1. Memiliki faktor produksi yang langka

Perusahaan pemerintah,
Pemerintah mendirikan perusahaan  yang memiliki hak monopoli dengan alas an untuk kepentinnga hajat hidup orang banyak. Kebijakan monopoli seperti ini dapat menghalangi perusahaan lain untuk masuk. Yang mamiliki hak seperti ini antar lain, PLN, Telkom, PAM, BBM. Pelayanan SIM, STNK

Hak Paten
Paten adalah hak  khusus atas produk yang dipatenkan oleh penemu produk tersebut, hal ini dapat berupa karangan, barang, tehnologi, metode dll. Hal ini akan mendorong munculnya inovasi baru, karena innovator merasa inovasinya terlindungi oleh hak paten. Hak ini sekaligus menghambat perkembangan invasi tersebut karena pihak lain  selain penemu tidak boleh mengembangkan inovasi tersebut sehingga tidak ada perusahaan baru yang akan menyainginya.

Monopoli alamiah
Monopoli alamiah adalah perusahaan yang mencapai skala ekonomis. Hambatan yang tercipta karena perusahaan yang skala produksinya besar, investasinya besar dan tehnologinya maju dapat  mencapai skala yang efisien dan perusahaan lain tidak dapat mencapai tahap tersebut, sehingga tidak dapat memasuki pasar karena harga di pasar lebih rendah dari biaya produksinya.

Memiliki faktor produksi yang langka
Hambatan yang muncul adalah karena perusahaan lain tidak memiliki input yang dimiliki perusahaan tersebut sehingga perusahaan baru tidak dapat muncul. Dalam kelompok ini termasuk hak khusus yang diberikan suatu perusahaan kepada perusahaan lain seperti agen tunggal, importir tunggal, lisensi dan bisnis wara laba. Misalnya penyanyi yang memiliki suara yang khas, daerah yang berbudaya khas seperti budaya pakaian Bali, Hotel yang menghadap ke pantai barat dan Tanah Lot.


Permintaan dan penerimaan

 

Permintaan Di Pasar Monopoli

Karena hanya ada satu perusahaan dalam industri,  maka kurva permintaan pasar sama dengan kurva permintaan perusahaan.

Penerimaan Total
Kolom ke tiga menunjukkan jumlah penerimaan yang merupakan perkalian antara harga dengan jumlah permintaan, atau secara matetatik ditulis: TR = Q x P

Penerimaan Rata-rata

Akibat kurva permintaan memiliki slope negatif maka kurva AR juga memiliki slope negatif karena AR=P.

 

Penerimaan Marginal

Kurva MR merupakan kurva yang menunjukkan besarnya perubahan penerimaan total akibat meningkatnya penjualan satu unit.
Akibat kurva permintaan memiliki slope yang negatif,maka dTR/dQ atau MR memiliki kemiringan negatif dan lebih rendah dari kurva AR (gambar 9.1).
Kurva MR<AR karena  pertambahan Q dapat dilakukan jika   P diturunkan sehingga  ∆Q dikali dengan P yang lebih rendah akan menghasilkan ∆TR nya juga lebih rendah1.

MR46 = ΔTR/ΔQ=
7820 - 5720
=105

46-26



Tabel 9. 1:Total Revenue. Marginal Revenue.
Q
P=AR
TR
MR
10
350
3500
-
26
220
5720
138
46
170
7820
105
76
140
10640
94
100
123
12300
69
120
110
13200
45
136
100
13600
25
150
90
13500
-7
162
80
12960
-45
172
70
12040
-92





P


























































































































































































































a
















25


MR





 
































































D










































































































136







Q






























TR


























































































































13600





























































































































































































































































































































































































136







Q





























































Gambar 9.1

Permintaan Penerimaan Rata-Rata Dan Penerimaan Marginal



Kurva MR ini memiliki ciri-ciri:
  1. Kurva MR lebih rendah dibandingkan dengan kiri kurva AR
  2. Kurva MR memotong sumbu horizontal (MR=0)  jika TR maksimum

Keseimbangan Jangka Pendek

Keseimbangan dalam pasar monopoli dapat dilihat dengan menggunakan 2 pendekatan yaitu :

  1. Pendekatan total
  2. Pendekatan marginal

 

Pendekatan total

Dengan pendekatan total. menentukan keuntungan atau kerugian  dengan melihat selisih antara TR dengan TC .  Dalam kurva diatas TR=TC pada saat output sebesar 136  unit.  Dengan demikian kondisi  TR>TC adalah pada saat output antara10 unit dengan  139 unit. Dan keuntungan maksimum pada saat jumlah output 100 unit, pada saat ini TR adalah sebesar 12300 dan TC sebesar 10500 sehingga keuntungan maksimum adalah 1800.(Gambar 9.2 dan Tabel 9.2)


TR





TC

















































































































a1






12300


a1































a2










a2










10500























TR






























1800



Ï€





















































   10                                 
                     100                136


Q
















Gambar  9.2
Total Revenue. Total Biaya dan Keuntungan

Tabel 9.2
Total Revenue. Total Biaya dan Keuntungan
Q
P
TR
TC
Ï€
10
350
3500
3500
0
26
220
5720
5180
540
46
170
7820
6680
1140
76
140
10640
8850
1790
100
123
12300
10500
1800
120
110
13200
12400
800
136
100
13600
13600
0
150
90
13500
16800
-300
162
80
12960
19300
-6340
172
70
12040
22000
-9960



Pendekatan Marginal

Berdasarkan pendekatan total diatas pada kondisi keuntungan maksimum slope kurva TR yaitu a1-a1 sama dengan slope kurva TC yaitu a2-a2 (gambar 9.3)
Slope kurva TR yang digambarkan oleh garis a1-a1 adalah ΔTR/ΔQ yang menunjukkan besarnya MR
Slope kurva TC yang digambarkan oleh garis a2-a2 adalah ΔTC/ΔQ yang menunjukkan besarnya MC.
Dengan demikian saat keuntungan maksimum slope kurva TR sama dengan slope kurva TC berarti saat ini MR=MC2
Penentuan keuntungan dengan menggunakan syarat MC=MR,  dinamakan pendekatan marginal.

Keterangan:
  1. Qe adalah kondisi keseimbangan karena pada kondisi ini MC=MR
karena penambahan dan pengurangan output akan mengurangi keuntungan sebab:

  1. Q1 adalah kondisi keuntungan tidak maksimal karena penambahan output mengakibatkan MR (pertambahan TR) lebih besar dari MC (pertambahan TC).  Hal ini berarti penambahan output akan manambah keuntungan karena MR-MC>0. Disisi lain harga terlalu tinggi sehingga permintaan akan sangat rendah.

  1. Q2 adalah kondisi keuntungan tidak maksimal karena pengurangan output mengakibatkan MR (pengurangan TR) lebih kecil  dari MC (penguranganTC).  Hal ini berarti pengurangan output akan manambah keuntungan karena MC-MR>0. Disisi lain harga terlalu rendah sehingga keuntungn per unit rendah.


Tabel 9.3
Marginal Cost. Marginal Revenue dan Keuntungan
Q
P=AR
AC
MR
MC
Ï€
10
350
350
-
-
0
26
220
200
138
77
540
46
170
145
105
75
1140
76
140
116
94
72
1790
100
123
105
69
69
1800
120
110
103
45
95
800
136
100
100
25
131
0
150
90
112
-7
164
-300
162
80
120
-45
208
-6340
172
70
128
-92
270
-9960





TR






TC







































a1






12300


a1






























a2










a2










10500























TR






























1800




Ï€




















































   10                                 
                     100                136


Q







































































































































123
















































MC













































69












































MR



AR






100



Q


















Gambar 9.3
Marginal Cost. Marginal Revenue dan Keuntungan

Keuntungan Maksimum

Dengan pendekatan kurva (gambar 9.4) untuk melihat apakah perusahaan mendapatkan keuntungan atau tidak dapat  dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1.      Tentukan titik keseimbangan yaitu saat    MC= MR yaitu pada titik E.
2.      Besarnya output pada saat keseimbangan ditentukan dengan membuat garis vertikal dari titik E ke sumbu horizontal didapatkan titik  b yang menunjukkan jumlah output saat keseimbangan sebesar 5.
3.      Tentukan besarnya harga dengan membuat garis vertikal dari titik E ke arah kurva D  sehingga didapatkan titik c yang menunjukkan tingkat harga adalah 6.
4.      Tentukan besarnya ATC dengan membuat garis vertikal dari titik E ke kurva  ATC sehingga didapatkan titik d yang menunjukkan besarnya ATC adalah 3
5.      Keuntungan per unit (Ï€/unit)  yaitu P dikurangi dengan ATC yaitu 6-3=3, kondisi ini berarti keuntungan .per sebesar Rp 3
6.      Tentukan keuntungan total (Ï€)  dengan mengalikan keuntungan per unit dengan jumlah output yaitu Rp3 x 5 = Rp15,  ini merupakan kondisi keuntungan maksimum.

Rp














9





























8





























7



























P=6



c
























5
























ATC


4



























ATC=3



d























2
















MC

E











1



MR




D






b











2
4       5
6
8
10
12
Q
















Gambar 9.4
Perusahaan Monopoli Dalam KondisiKeuntungan Maksimum


Keuntungan Normal

Dengan pendekatan kurva (gambar 9.5) untuk melihat apakah perusahaan mendapatkan keuntungan normal atau tidak dapat  dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1.      Tentukan titik keseimbangan pada saat  perpotongan  MC  dengan MR, posisinya adalah pada titik E.
2.      Besarnya output pada saat keseimbangan, didapatkan  dengan membuat garis vertical dari titik E ke sumbu  horizontal, didapatkan titik  b yang menunjukkan jumlah  output pada saat keseimbangan sebesar 6
3.      Harga didapatkan dengan membuat garis vertikal dari titik E ke arah kurva AR  sehingga didapatkan titik c yang menunjukkan P6 adalah 5.
4.      Tentukan besarnya ATC6 dengan membuat garis vertikal dari titik E ke kurva  ATC sehingga didapatkan titik c yang menunjukkan besarnya ATC6 adalah 3
5.      Tentukan keuntungan per unit (Ï€ /unit)  yaitu P6 dikurangi dengan ATC6 yaitu 5-5=0, kondisi ini berarti keuntungan per unit sebesar 0. berarti perusahaan ini dalam kondisi keuntungan normal.

Rp
















ATC

















































































































P=AC=5




c





































































E

























MC
















MR




AR







b










2
4
6
8
10
12
Q
















Gambar 9.5
Perusahaan Monopoli Dalam Kondisi Keuntungan Normal


Kerugian Minimum


 Untuk melihat apakah perusahaan mendapatkan keuntungan atau tidak dapat dilakukan dengan langkah-langkah dibawah ini (gambar 9.6):
1.      Keseimbangan di titik E
2.      Besarnya output pada saat keseimbangan adalah 5.
  1. Tingkat harga yaitu P5 adalah 6.
  2. ATC5  adalah 7
  3. Keuntungan per unit (Ï€5/unit)  yaitu P5 dikurangi dengan ATC5 yaitu 6-7=-1, berarti rugi 1/unit
  4. Keuntungan total (Ï€6) yaitu -1 x 5 = -5, 
  5. Karena rugi  besarnya TFC, untuk mengetahinya pertama perlu di ketahui AVC, AVC diketahui dengan membuat garis vertikal dari titik E ke kurva AVC sehiNgga didapatkan titik f yang menunjukkan AVC5 sebesar 3
  6. AFC5 dengan mengurangi ATC5 dengan AVC5 yaitu 7-3=4
  7. TFC5 dengan mengalikan AFC dengan output saat keseimbangan yaitu 4x5 =20
  8. Keuntungan jika tidak berproduksi TC5-TVC5-TFC5=0-0-20=20
  9. Kesimpulan,jika output sebesar 5 kerugian yang akan dialami adalah sebesar 20, apabila tidak berproduksi atau output sama dengan 0 (nol) maka kerugian juga sebesar 20. berarti kerugian kalau tidak berproduksi lebih besar dibandingkan dengan kerugian jika berproduksi, sehingga perusahaan tetap berproduksi pada kondisi kerugian minimum.


Rp













9




























8

















d





MC


ATC=7




























P=6




c





ATC

















5










AVC














4



























AVC=3



f























2



E
























1



MR




D






b











2
4
6
8
10
12
Q
















Gambar 9.6
Perusahaan Monopoli Dalam Kondisi Kerugian Minimum

Gulung Tikar

Untuk melihat perusahaan berada pada kondisi golung tikar atau tidak dilakukan dengan langkah-langkah dibawah ini (gambar 9.7):

1.      Titik  keseimbangan yaitu  adalah pada titik E.
2.      Besarnya output pada saat keseimbangan, adalah 6.
3.      Harga  adalah 7
4.      ATC6 sebesar 9
5.      Keuntungan per unit (Ï€ /unit)  7-9=-2 ini berarti rugi
6.      Keuntugan total adalah –2(6)=-12
7.      Karena rugi  besarnya AVC harus di ketahui, AVC diketahui dengan membuat garis vertikal dari titik a ke kurva AVC sehingga didapatkan titik c  yang menunjukkan AVC6sebesar 7
8.      AFC6=ATC6-AVC6=9-7=2
9.      TFC6=2 (6) =12
10.  Keuntungan = TR6-TC6=TR6-TVC6-TVC6=0-0-12=-12
11.  Jika output sebesar 6 kerugian yang akan dialami adalah sebesar 12 dan jika tidak berproduksi kerugian juga 12 dengan demikian  dapat diambil dapat diambil kesimpulan perusahaan tidak berproduksi (gulung tikar)

Rp

















ATC



























AVC









9


d



































































7





c





































































E

























MC
















MR




AR







b










2
4
6
8
10
12
Q

















Gambar 9.7
Perusahaan Monopoli Dalam Kondisi Gulung Tikar

 DISKRIMINASI HARGA

Diskriminasi harga adalah sebuah usaha  perusahaan monopoli menetapkan harga  yang berbeda untuk produk yang sama. Tujuan diskriminasi harga adalah untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi dibanding tanpa melaksanakan diskriminasi harga.

Contoh pelaksanaan diskriminasi harga seperti:
  • Tarif listrik menurut batas pemakaian maksimum
  •  PAM menurut pemakaian.
  • Telepone menurut area bisnis atau rumah tangga

Syarat Diskriminasi Harga:
  1. Tambahan biaya untuk melaksanakan  diskriminasi harga lebih rendah dari  tambahan penerimaan.
  2. Elastisitas permintaan antar pasar berbeda.
3.      Tidak ada transaksi antar pasar yang berbeda  

Tambahan biaya untuk melaksanakan  diskriminasi harga lebih rendah dari tambahan penerimaan.
Kondisi ΔTR>ΔTC ini diperlukan supaya selisih TR-TC lebih besar sehingga keuntungan meningkat.

Tidak ada transaksi antar pasar yang berbeda  
Dalampelaksanaan diskrimasi harga,  konsumen dari pasar yang dibebani harga lebih tinggi tidak bisa membeli barang di pasar yang dibebani harga lebih murah. , contoh:
Listrik rumah tangga tidak bisa dipakai oleh perusahaan karena terbatas
Tariff PAM 30m3 tidak sama dengan 3 tarif PAM 10

Elastisitas permintaan antar pasar berbeda.
Syarat ini diperlukan karena  konsumen yang elastisitas permintaannya lebih tinggim3
 dikenakan harga yang lebih murah dibandingkan konsumen yang elastisitas permintaannya lebih rendah xx.

Keseimbangan4

Fungsi permintaan dalam diskriminasi harga diasumsi ada 2 pasar yang permintaannya berbeda (gambar 9.9):
P1=f(Q1)
P2=f(Q2)

Ongkos produksi
TC=f(QT)
QT=Q1+Q2
TC=f(Q1+Q2)

Ï€ =TR1+TR2- TC
MR1= MC1

MR2=MC2





MC1=MC2=MC

Maka keseimbangan pada pasar monopoli yang menerapkan diskriminasi harga adalah:
MC=MR1=MR2

Hubungan Antara Harga Dengan Elastisitas Permintaan

Hubungan antara harga dengan elastisitas permintaan dapat dijelaskan dibawah ini karena harga masing-masing pasar  ditentukan berdasarkan elastisitas permintaan masing-masing pasar

MR=P(1-1/ η)

Penentuan harga
P1: MR1=P1 (1-1/ η1)
P2: MR2=P2 (1-1/ η2)
Dengan demikian jika elastisitas nya lebih tinggi maka harganya lebih rendah.`
Contoh:
η 1=3 dan
η 2=4

Keseimbangan MR=MC
MC=MR1 dan
MC=MR2
MR1=MR2
P1 (1-1/ η 1)= P2 (1-1/ η2)
P1 (1-1/3)= P2 (1-1/4)
P1 (2/3)= P2 (3/4)
P1= 9/8 P2

Sehingga P1 > P2 karena η 1< η 2



























Rp













































































































MCT




P2




































P1











ACT





AC






















AR2


MR


  








E






















MR2



MR1
AR1

MR


Q2


Q1


QT
Q










Gambar 9.9
Penentuan Keseimbangan Pasar  Monopoli Kasus Dskriminasi Harga3


Keuntungan per unit di pasar I adalah P1-AC
Keuntungan per unit di pasar II adalah P2-AC



 Bentuk Diskriminasi Harga

Bentuk diskriminasi harga ada 3 macam, yaitu:
1.      Diskriminasi harga tingkat satu
2.      Diskriminasi harga tingkat dua
3.      Diskriminasi harga tingkat tiga

Diskriminasi Harga Tingkat Satu
Menjual dengan harga setinggi mungkin untuk setiap unit barang.,misalnya lelang  lukisan, lukisan yang tidak banyak dijual kepada yang bersedia membayar paling tinggi.
Dengan kebijakan harga seperti ini maka surplus konsumen tidak ada lagi karena konsumen membeli barang dengan harga yang sesuai dengan harga yang bersedia dia bayar. Misalnya lelang barang antik dimana harga jual sama  dengan harga yang ingin dibayar oleh konsumen, hal ini juga terjadi pada penjualan barang yang jumlah terbatas nisalnya mobil mewah, arloji mewah yang dijual door to door.

Diskriminasi Harga Tingkat Dua
Menjual dengan harga yang berbeda tergantung jumlah yang dibeli,
seperti: PAM yang menggunakan 10 m3 pertama harganya lebih murah dibandingkan dengan 10m3 kedua dan selanjutnya.
Dengan kebijakan seperti ini konsumen yang lebih membutuhkan akan membayar lebih mahal, disini harga ditentukan oleh produsen sehingga  konsumen masih ada kemungkinan untuk mendapatkan surplus konsumen

Diskriminasi Harga Tingkat Tiga
Menjual dengan harga yang berbeda kepada kelompok konsumen yang berbeda,
seperti:
1.      Tiket untuk memasuki Monumen Nasional, disini orang dewasa dikenakan tarif lebih mahal dibandingkan dengan anak-anak.
2.      Listrik tarifnya berbeda antara rumah tangga tergantung kapasitas maksimum terpasang
3.      Solar  berbeda harganya antara konsumen dengan industri.


Multiplant firm

Perusahaan menghasilkan output  yang sama dengan menggunakan beberapa pabrik   yang berbeda (ambar 9.10)

Keseimbangan Monopoli Multiplant5

Fungsi permintaan
P=f(Q)
QT=Q1+Q2
P=f(Q1+Q2)

Ongkos produksi
TC1=f(Q1)
TC2=f(Q2)

Ï€ =TR-TC1-TC2

MR1= MC1

MR2=MC2

Karena harga jual sama maka

MR1=MR2=MR

Dengan demikian keseimbangan perusahaan di pasar monopoli yang menerapkan multiplant adalah:

MR=MC1=MC2













Rp
































































































P









MC1



























MC2




















MCT
















MR

















































































MR

AR



Q1   
Q2   QT




Q











Gambar 9.10
Penentuan Keseimbangan Pasar  Monopoli Kasus Multipant